Bagaimana Cara Menghitung Kredit Karbon pada Perdagangan Karbon?

0
1935
Carbon credit or CO2 trading market. Carbon tradable certificates for buy-sell. Business and environment sustainable. industry and company Reduc of carbon emissions to Net zero greenhouse gas target.

Perhitungan emisi karbon yang disepakati di dunia merujuk pada skema Reduksi Emisi akibat Deforestasi dan Degradasi Hutan Plus (REDD+), yaitu skema untuk mengurangi emisi akibat deforestasi dan degradasi dengan pengelolaan kelestarian hutan serta peningkatan cadangan karbon hutan di negara-negara berkembang. Skema ini dilengkapi dengan kegiatan MRV (Monitoring, Reporting, and Verification) emisi GRK untuk menerapkan baseline atau emisi awal dalam dasar perhitungan pada pasar karbon.


Perdagangan kredit karbon di Indonesia sudah sekitar 93% dikuasai oleh renewable energy secara resmi di ICDX Carbon oleh Pertamina NRE. Selain itu, kerja sama Indonesia dan Norwegia dalam skema REDD+ melalui Indonesia FOLU Net Sink dan juga proyek Nature Based Solution (NBS) seperti proyek Katingan Mentaya juga telah memberikan jumlah kredit karbon yang signifikan dalam perdagangan karbon di Indonesia.

Joint Consultation Group antara REDD, Indonesia dan Norwegia
Sumber : Tempo (2020)

Perhitungan kredit karbon secara umum dilakukan berdasarkan standar kredit karbon yang dipilih. Carbon credits standards adalah sebuah “standar” yang menjadi landasan dalam membuat dan memverifikasi perdagangan kredit karbon. Menurut Rast Teknoloji, berikut adalah beberapa standar karbon yang paling banyak digunakan dan diakui di dunia :

  • Clean Development Mechanism (CDM)

Standar ini dibentuk oleh UNFCCC untuk mendukung proyek-proyek pengurangan emisi di negara berkembang

  • Verified Carbon Standard (VCS)

Program sertifikasi oleh pihak ketiga yang independen dan mencakup berbagai jenis sektor proyek

  • The Climate, Community, and Biodiversity Standards (CCBS)

Standar untuk proyek-proyek penggunaan lahan dan kehutanan yang bertujuan untuk mengurangi emisi GRK sekaligus meningkatkan konservasi dan pengembangan masyarakat

  • The Gold Standard (GS)

Program sertifikasi untuk proyek-proyek pembangunan jangka panjang berkualitas tinggi sekaligus mengatasi perubahan iklim

  • American Carbon Registry (ACR)

Organisasi nirlaba yang mengesahkan kredit karbon oleh berbagai jenis dan sektor proyek

Perhitungan kredit karbon pada industri Renewable Energi

Dalam konteks Renewable Energy, formulasi kredit karbon bergantung pada tipe teknologi RE dan standar kredit karbon yang digunakan. Berikut adalah pendekatan umum/general dalam menghitung kredit karbon dari produksi RE : 

1. Penentuan dasar emisi (baseline emissions)

Dasar emisi dapat diperoleh dari sumber energi yang digantikan oleh RE. Sebagai contoh, sumber emisi dapat diperoleh dari emisi yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Batubara, kemudian digantikan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Surya

2. Perhitungan pengurangan emisi

Perhitungan pengurangan emisi didasarkan pada perolehan proyek renewable energy. Hal ini dilakukan dengan membandingkan emisi antara referensi (contoh : pembangkit listrik konvensional) dan proyek RE (pembangkit listrik panas bumi).

3. Faktor konversi

Faktor konversi merupakan suatu konstanta untuk mengubah angka pengurangan emisi menjadi kredit karbon. Faktor konversi didasarkan pada standar yang digunakan dan pertimbangan faktor lain seperti potensi pemanasan global dari emisi yang dikurangi

4. Penerbitan Kredit Karbon

Kredit karbon akan dikeluarkan berdasarkan perhitungan yang seminimalnya sudah melibatkan perhitungan pengurangan emisi dan faktor konversi. Kredit karbon yang diterbitkan mewakili pengurangan emisi karbondioksida yang disebabkan oleh produksi energi terbarukan.

Menghitung karbon kredit untuk 1.5 MW Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan 10000 MWh produksi listrik per tahun.

Dengan menggunakan standar Clean Development Mechanism (CDM), berikut adalah uraian perhitungan :

1. Perhitungan pengurangan emisi

Dengan mengasumsikan pembangkit listrik konvensional memiliki kapasitas dan menghasilkan listrik per tahun yang sama dengan PLTS, namun mengemisi 600 g CO2e/kWh sebagai baseline scenario, maka pengurangan emisi oleh PLTS dihitung sebagai berikut : 

Pengurangan emisi = (capacity x generation x baseline scenario emissions intensity)conventional – (capacity x generation x baseline scenario emissions intensity)RE

Pengurangan emisi = (1.5 MW x 10000 MWh x 600 g CO2e/kWh)conventional – (1.5 MW x 10000 MWh x 0 g CO2e/kWh)RE

Pengurangan emisi = 9,000,000 kg CO2e = 9,000 ton CO2e

2. Faktor konversi

CDM menentukan nilai ERF (Emission Reduction Factor) berdasarkan karakteristik proyek dan tingkat ketidakpastian pengurangan emisi. Dengan asumsi ERF PLTS adalah 0.9, artinya hanya 90% dari total pengurangan emisi yang disertifikasi kredit karbon

3. Penerbitan kredit karbon

Berdasarkan penurunan emisi dan ERF, PLTS memperoleh kredit karbon sebesar : 

Jumlah kredit karbon =( 9,000,000 kg CO2e ) x 0.9 = 8100 kredit karbon

Perhitungan Kredit Karbon pada 2 proyek yang saling terikat


Kasus ini melibatkan dua proyek, yaitu deforestasi dan pengelolaan hutan yang saling terikat dalam perdagangan karbon. Dalam konteks ini, baseline scenario emisi ditentukan oleh emisi yang dihasilkan akibat deforestasi dan pengurangan emisi ditentukan oleh emisi yang dikurangi akibat pengelolaan hutan.
Dengan jumlah hutan yang hilang dalam satu tahun adalah 12000 hektar dan rata-rata emisi CO2 yang dihasilkan per hektar hutan yang hilang adalah 50 ton CO2

  1. Perhitungan emisi yang dihasilkan dari kegiatan deforestasi
    Emisi deforestasi = Luas hutan yang hilang x Emisi per hektar
    Emisi deforestasi = 12,000 hektar x 50 ton CO2/hektar
    Emisi deforestasi = 600,000 ton CO2
  2. Perhitungan emisi bersih dari pengurangan emisi kegiatan pengelolaan hutan
    Kegiatan pengelolaan hutan diasumsikan mengurangi emisi sebesar 25% dari emisi potensial atau baseline scenario
    Emisi bersih = Emisi deforestasi -(20% x Emisi Deforestasi)
    Emisi bersih = 0.8 x Emisi deforestasi
    Emisi bersih = 480,000 ton CO2

Total emisi bersih dari sektor kehutanan adalah 480,000 ton CO2. Artinya, dalam kegiatan yang saling terikat ini, tidak dihasilkan suatu kredit karbon, dikarenakan salah satu proyek penurunan emisi tidak menyanggupi proyek penghasil emisi, sehingga tidak ada supply sisa penurunan emisi yang bisa dikonversi menjadi kredit karbon.

Perhitungan kredit karbon yang diuraikan sebelumnya merupakan perhitungan secara general saja. Terdapat banyak aspek penting yang harus dipertimbangkan dalam perhitungan kredit karbon, seperti kualitas proyek, ukuran proyek, lokasi proyek, nilai manfaat, perbedaan metodologi pengurangan emisi, dll.

References:

https://environment-indonesia.com/langkah-langkah-perhitungan-emisi-karbon-carbon-footprint-perusahaan/
https://carboncreditcapital.com/how-is-the-price-of-carbon-determined/
https://bappeda.jatimprov.go.id/2013/09/24/menghitung-nilai-ekonomi-pasar-karbon-di-tahura-r-soeryo/
https://environment-indonesia.com/langkah-langkah-perhitungan-emisi-karbon-carbon-footprint-perusahaan/
https://www.linkedin.com/pulse/how-calculate-carbon-credits-renewable-energy-power-plants/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here