Laporan dari Global Carbon Project menyatakan bahwa total emisi karbon global sudah mencapai 40,6 miliar ton per tahun 2023 dengan nilai peningkatan sebesar 1,1% per tahun. Apabila digabung dengan dampak negatif penggundulan hutan global, jumlah emisi global mencapai 45,1 miliar ton. Hal ini dikhawatirkan dapat meningkatkan iklim dunia secara signifikan, mengakibatkan berbagai masalah besar yang memiliki kemungkinan solutif sangat kecil untuk diselesaikan. Pemanasan global dapat memicu beberapa dampak negatif seperti kebakaran hutan, mencairnya es di kutub, terjadinya wabah penyakit, kabut asap, krisis air bersih, naiknya permukaan air laut, meningkatnya suhu air laut, rusak terumbu karang, dll.
Bagaimana iklim distribusi energi di Indonesia?
1. Energy supply
Terdapat 3 kontributor utama dalam supply energi Indonesia, yaitu batubara, minyak bumi, dan gas alam

Sumber : IEA (2023) (https://iea.blob.core.windows.net/assets/b496b141-8c3b-47fc-adb2-90740eb0b3b8/AnEnergySectorRoadmaptoNetZeroEmissionsinIndonesia.pdf, diakses 8 September 2024)
Semenjak beralih dari penggunaan biomassa tradisional sebagai sumber energi, penggunaan batubara di Indonesia semakin meningkat signifikan dari tahun ke tahun, begitu juga dengan gas alam dan minyak bumi. Dalam dua dekade, kontribusi minyak bumi meningkat sedikit dan gas alam relatif stabil. Namun, kontribusi batubara terus meningkat dengan pangsa kurang dari 10% pada tahun 2000 menjadi sekitar 30% pada tahun 2021.
2. Energy Demand

Sumber : IEA (2023) (https://iea.blob.core.windows.net/assets/b496b141-8c3b-47fc-adb2-90740eb0b3b8/AnEnergySectorRoadmaptoNetZeroEmissionsinIndonesia.pdf, diakses 8 September 2024)
Dari ketiga major contributor of energy supply di Indonesia, permintaan batu bara didorong oleh sektor ketenagalistrikan dengan kenaikan permintaan lebih dari 45 juta ton. Lalu, permintaan minyak didominasi oleh sektor transportasi dengan jumlah permintaan lebih dari 1 juta barel minyak per hari pada tahun 2021. Selain itu, permintaan gas alam relatif stabil, hanya terdapat pergeseran permintaan di sektor yang berbeda.
3. Energy emission

Sumber : IEA (2023) (https://iea.blob.core.windows.net/assets/b496b141-8c3b-47fc-adb2-90740eb0b3b8/AnEnergySectorRoadmaptoNetZeroEmissionsinIndonesia.pdf, diakses 8 September 2024)
Emisi CO2 dari sektor energi di Indonesia, 2000-2021
Sumber : IEA (2023) (https://iea.blob.core.windows.net/assets/b496b141-8c3b-47fc-adb2-90740eb0b3b8/AnEnergySectorRoadmaptoNetZeroEmissionsinIndonesia.pdf, diakses 8 September 2024)
Ketiga grafik sebelumnya menunjukkan bahwa dominansi supply energi di Indonesia masih dikuasai oleh energi fosil dengan batubara sebagai penghasil emisi terbesar dan sektor ketenagalistrikan sebagai penghasil emisi terbesar juga. Namun, tetap saja penggunaan 3 energi fosil utama merupakan kontributor dominan emisi di Indonesia sehingga harus segera ditekan atau dialihkan penggunaannya ke suatu alternatif lain. Namun sebelum masuk ke alternatif tersebut, mari simak dampak emisi karbondioksida terhadap kenaikan suhu bumi. |
Dampak emisi terhadap kenaikan suhu bumi
Gas-gas rumah kaca menyerap energi inframerah dari cahaya matahari. Namun, cahaya matahari tersebut akan diradiasikan kembali ke angkasa dan sebagiannya terperangkap dalam atmosfer dan memanaskannya sehingga atmosfer akan menjadi panas dan meningkatkan suhu bumi.

Sumber : ICDX, 2021 (https://www.icdx.co.id/news-detail/publication/dampak-emisi-karbon, diakses pada 9 September 2024)
Emisi CO2 yang dilepaskan ke atmosfer dalam jumlah yang berlebih menyebabkan suhu bumi menjadi lebih hangat dari keadaan normal atau dalam kata lain global warming. Dampak emisi ini menyebabkan pola cuaca yang tidak stabil, kemarau panjang, dll, bahkan dapat menyebabkan peningkatan frekuensi bencana alam seperti kekeringan, banjir, dan tanah longsor. Pada tahun 2021, suhu bumi diperkirakan suhu bumi naik 1 derajat celcius dari sebelum terjadinya revolusi industri. Berdasarkan laju global warming, para ilmuwan memperkirakan bahwa suhu bumi pada tahun 2050 dapat mencapai 1.5 derajat celcius bahkan dapat mencapai 2 derajat celcius apabila tidak adanya usaha pengurangan emisi dilakukan.

Sumber : ICDX, 2021 (https://www.icdx.co.id/news-detail/publication/dampak-emisi-karbon, diakses pada 9 September 2024)
References:
https://irid.or.id/wp-content/uploads/2022/07/2022.04.01-Dasar-Dasar-Net-Zero-Emission_SPREADS.pdf
https://www.antaranews.com/berita/4314547/ambisi-indonesia-pacu-dekarbonisasi-secara-global
https://iea.blob.core.windows.net/assets/b496b141-8c3b-47fc-adb2-90740eb0b3b8/AnEnergySectorRoadmaptoNetZeroEmissionsinIndonesia.pdf
https://dlh.semarangkota.go.id/8-dampak-pemanasan-global-bagi-kehidupan/