25.6 C
Jakarta
Sunday, June 29, 2025

Tembaga dalam Transisi Net Zero Emission

Mengapa Tembaga?

Logam tembaga menjadi logam yang banyak digunakan dalam low-carbon technologies seperti fasilitas pengecasan baterai EV, teknologi pembangkit listrik tenaga angin, solar panel, dan juga untuk distribusi listrik. Hal ini menjadi teknologi yang dapat mendukung perjalanan menuju Net Zero Emission.

The Copper Value Chain

Pemaksimalan teknologi rendah emisi tersebut membuat proyeksi permintaan dari tembaga juga akan meningkat. Proyeksi dari peningkatan secara global diperkirakan akan meningkat 230%.

Dengan adanya proyeksi peningkatan permintaan, diperlukan juga untuk peningkatan dari segi supply tembaga yang ada. Bahkan dari segi sumber tembaga Primary yang berasal dari pertambangan Tembaga diproyeksikan akan meningkat sampai 2x lipat. Dan untuk supply dari tembaga recycling diproyeksikan akan meningkat sekitar 3x lipat.

Dalam skenario Bissunes as Usual (BAU), dalam peningkatan supply tembaga tersebut diproyeksikan akan mengalami peningkatan juga dalam emisi yang dihasilkan. Emisi tersebut diproyeksikan akan meningkat sampai lebih dari 2x lipat dari tambang-tambang yang akan dibuka.

Dalam proses pertambangan, emisi karbon didominasi oleh proses milling pada skenario Copper Sulphide Undergrounf, dan juga Copper Sulphide Open Pit. Sedangkan pada Copper Oxide Heap Leach akan menggunakan energi terbesar pada proses refinery.

Disisi lain, penggunaan tata guna lahan dari tambang tembaga juga diproyeksikan akan meningkat. Peningkatan tersebut bahkan akan meningkat 3x lipat.

Untuk mencapai target net zero, dengan menjaga peningkatan temperatur global pada 1.5 derajat celcius diperlukan untuk dapat mengurangi remisi gas rumah kaca dari produksi tembaga hingga lebih dari 90% dari emisi di hari ini.

Meningkatnya permintaan akan tembaga mendorong peningkatan produksi, namun juga berpotensi meningkatkan emisi. Hal ini menjadi tantangan bagi sektor pertambangan tembaga untuk mengembangkan teknologi yang lebih ramah lingkungan.

Dekarbonisasi merupakan tantangan besar, namun juga merupakan peluang bagi komoditas tembaga untuk dapat berperan besar dalam mewujudkan Net Zero Emission.

References:

Carbon Trust analysis based on Murguia, D. 2015. Global Area Disturbed and Pressures on Biodiversity by Large-Scale Metal Mining. Kassel University Press. http://www.uni-
Source:
RMI stock and flow analysis based on Glöser, et. al (2013) and using growth rates for 11 key clean energy technologies from the IEA Net Zero Emissions scenario
kassel.de/upress/online/OpenAccess/978-3-7376-0040-8.OpenAccess.pdf.
Iwatsuki, Y., Nakajima, K., Yamano, H., Otsuki, A. and Murakami, S. 2018. Variation and changes in land-use intensities behind nickel mining: Coupling operational and satellite data.
Nakajima K., NansaiK., MatsubaeK., Tomita M., TakayanagiW. and NagasakaT. 2017. Global land-use change hidden behind nickel consumption. Science of the Total Environment, 586: 730-737. IPCC. 2019. Refinement to the 2006 IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories, vol. 4, Agriculture, Forestry andOther Land Use. https://www.ipcc-nggip.iges.or.jp/public/2019rf/vol4.html.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Latest Articles