Skema MIP
Pemerintah akan melalui kementerian ESDM, mulai mengatur skema Mitra Instansi Pengelola (MIP) untuk batu bara.
Apa itu Skema MIP: Skema MIP (Market Intervention Program) adalah kebijakan pemerintah yang dirancang untuk mengintervensi harga komoditas tertentu, termasuk batubara, guna menjaga stabilitas pasokan dan harga di pasar domestik.
Tujuan Utama: Skema ini bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri dari fluktuasi harga global yang ekstrem, memastikan pasokan yang stabil untuk kebutuhan energi nasional, terutama bagi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang sangat bergantung pada batubara.Skema MIP
Pemerintah akan melalui kementerian ESDM, mulai mengatur skema Mitra Instansi Pengelola (MIP) untuk batu bara.
Apa itu Skema MIP: Skema MIP (Market Intervention Program) adalah kebijakan pemerintah yang dirancang untuk mengintervensi harga komoditas tertentu, termasuk batubara, guna menjaga stabilitas pasokan dan harga di pasar domestik.
Tujuan Utama: Skema ini bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri dari fluktuasi harga global yang ekstrem, memastikan pasokan yang stabil untuk kebutuhan energi nasional, terutama bagi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang sangat bergantung pada batubara.

Dampak Skema MIP pada Harga Saham
Dengan diterapkannya Skema (MIP), perusahaan batu bara yang tidak memenuhi kewajiban penjualan domestik diwajibkan untuk membayar iuran. Dana dari iuran ini kemudian akan dikelola oleh MIP dan dialokasikan sebagai insentif bagi perusahaan batu bara yang telah memenuhi Domestic Market Obligation (DMO). Situasi ini mendorong performa saham-saham batu bara, khususnya PTBA dan BUMI, yang memiliki pangsa pasar domestik yang signifikan. Menurut laporan 2023, penjualan domestik PTBA dan BUMI menyumbang 58% dan 35% dari total volume penjualannya.
Kenaikan saham-saham Batubara
Dalam sebulan terakhir per 30 September 2024, harga saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sudah naik hingga 12,8% ke Rp3.090. Sementara saham BUMI melejit 37% hingga pada Rp140.
Kebijakan MIP lemberikan dampak positif terhadap harga saham emiten batubara besar seperti PTBA dan BUMI. Investor merespon kebijakan ini dengan optimisme, karena diperkirakan mampu menstabilkan permintaan dan harga batubara domestik.


PTBA dan BUMI
Dikutip dari Analis dari Bareksa menyatakan bahwa kebijakan ini memberikan dampak positif bagi saham-saham dengan eksposur besar di pasar domestik, seperti PTBA dan BUMI. Oleh karena itu, saham PTBA dan BUMI mengalami kenaikan yang signifikan dalam sebulan terakhir. Selain itu, rasio Price to Book Value (PBV) dan Price to Earnings (PE) PTBA lebih rendah dibandingkan rata-rata sektor energi, sehingga harga sahamnya dapat dianggap relatif terjangkau. Sementara itu, untuk BUMI, meskipun PBV-nya lebih rendah, rasio PE-nya lebih tinggi dibandingkan rata-rata.

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) – Profil dan Posisi di Pasar
Faktor Fundamental
• Kinerja Keuangan yang Stabil: PTBA memiliki fundamental yang kuat dengan pendapatan dan laba yang stabil. Perusahaan ini juga merupakan salah satu penyumbang terbesar untuk kebutuhan batubara dalam negeri, sehingga terpengaruh langsung oleh kebijakan MIP yang fokus pada pasar domestik.
• Pangsa Pasar Domestik yang Kuat: Sebagai salah satu pemasok utama batubara untuk kebutuhan listrik di Indonesia, PTBA sangat terdampak oleh kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) dan MIP yang bertujuan untuk menjaga stabilitas pasokan dalam negeri. Peningkatan DMO menjadi 220 juta ton di tahun 2024 menjadi peluang bagi PTBA untuk meningkatkan penjualannya di pasar domestik.
“Sosialisasi MSDA Tim Sosial Kemasyarakatan”
Analisis Rasio Keuangan
- Price-to-Earnings Ratio (P/E): P/E PTBA saat ini sekitar 8,5x, menunjukkan valuasi yang masih cukup menarik mengingat fundamental perusahaan yang kuat dan prospek pertumbuhan yang stabil dari pasar domestik.
- Dividend Yield: PTBA dikenal sebagai salah satu emiten yang memberikan dividen yang stabil, dengan dividend yield yang tinggi, sekitar 10-12%. Ini menjadikan PTBA sebagai pilihan menarik bagi investor yang mencari kombinasi antara pertumbuhan modal dan pendapatan dividen.
Bumi Resources (BUMI) – Profil dan Potensi Pasar
Skala Operasi dan Ekspansi
- Produksi dan Ekspor: BUMI, melalui dua anak perusahaannya, Kaltim Prima Coal (KPC) dan Arutmin Indonesia, merupakan produsen batubara terbesar di Indonesia dan salah satu yang terbesar di dunia. Meskipun mayoritas produksinya diekspor, kebijakan MIP dan peningkatan DMO membuka peluang lebih besar untuk peningkatan penjualan domestik, khususnya bagi pasar energi dalam negeri.
- Ketergantungan pada Pasar Ekspor: Meskipun BUMI juga merasakan manfaat dari peningkatan DMO, perusahaan ini masih sangat bergantung pada pasar ekspor. Ini membuatnya lebih rentan terhadap volatilitas harga batubara internasional.
Kenaikan Harga Saham yang Signifikan
Saham BUMI naik dari Rp 110 menjadi Rp 140 per saham dalam sebulan, mencatat kenaikan sekitar 36%. Kenaikan ini dipicu oleh dua faktor utama: (1) optimisme pasar terhadap stabilitas pasokan domestik karena peningkatan DMO, dan (2) sentimen positif dari pasar ekspor, yang tetap kuat meskipun ada volatilitas harga global.
Tantangan Finansial dan Restrukturisasi
- Beban Utang: Salah satu tantangan terbesar bagi BUMI adalah beban utangnya yang besar, yang menekan margin keuntungan bersih. Pada tahun-tahun sebelumnya, BUMI telah melakukan restrukturisasi utang besar-besaran, yang membantu stabilitas keuangannya. Namun, investor tetap perlu mewaspadai potensi risiko dari struktur utangnya yang kompleks.
- Restrukturisasi dan Penambahan Modal: BUMI telah melakukan beberapa langkah restrukturisasi, termasuk penambahan modal melalui rights issue, untuk memperkuat struktur permodalannya dan menurunkan tingkat leverage.
Perbandingan PTBA dan BUMI: Posisi di Pasar dan Sentimen Investor
PTBA memiliki fundamental yang stabil, didukung oleh dominasi di pasar domestik dan proyek hilirisasi yang melindungi dari volatilitas harga global. Sebagian besar penjualannya diarahkan untuk memenuhi DMO, dengan kinerja keuangan solid dan dividend yield tinggi, menjadikannya pilihan aman bagi investor jangka panjang. Kinerja saham PTBA juga stabil, dengan tren kenaikan berkat sentimen positif dan likuiditas yang baik.
BUMI, di sisi lain, menawarkan potensi pertumbuhan besar dalam produksi dan ekspor, tetapi menghadapi tantangan finansial dengan beban utang tinggi. Investor cenderung mencari pertumbuhan cepat, meski dengan risiko lebih besar. Kinerja saham BUMI lebih volatil, namun kenaikan tajam baru-baru ini menunjukkan minat investor yang besar, dan likuiditas likuiditas saham BUMI cukup tinggi, menjadikannya pilihan bagi trader yang mencari peluang di pasar.
References:
https://www.bareksa.com/berita/saham/2024-10-03/skema-mip-dorong-saham-batu-bara-terbang-37-sebulan-ke-mana-arah-ptba-dan-bumi
https://www.apbi-icma.org/news/onlineupdates/naik-32-kementerian-esdm-targetkan-dmo-batubara-dalam-negeri-220-juta-ton-di-2024
https://investasi.kontan.co.id/news/skema-mip-batubara-berdampak-pada-kinerja-emiten-simak-rekomendasi-sahamnya
https://stockbit.com/symbol/BUMI
https://stockbit.com/symbol/PTBA