Apa itu Pasir Kuarsa?
Pasir kuarsa adalah material tambang yang tersusun dari kristal silika (SiO2) yang dihasilkan melalui proses pelapukan batuan yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar. Selain silika, pasir kuarsa biasanya mengandung senyawa lain, termasuk Fe2O3 (besi oksida), Al2O3 (alumina), CaO (kalsium oksida), MgO (magnesium oksida), dan K2O (kalium oksida). Warna pasir ini umumnya putih bening, namun bisa bervariasi tergantung pada keberadaan senyawa pengotor lainnya.
Bagaimana sumberdaya pasir kuarsa di Indonesia?
Indonesia memiliki sumber daya alam pasir kuarsa yang melimpah dan tersebar di berbagai wilayah. Berdasarkan data Kementerian ESDM tahun 2021, potensi pasir kuarsa di Indonesia mencapai sekitar 23 miliar ton, dengan sumber daya yang teridentifikasi sebesar 439,9 juta ton. Cadangan terbesar berada di Provinsi Kalimantan Barat dan Sumatra Barat, sementara kualitas terbaik ditemukan di Pulau Bangka dan Pulau Belitung.
Potensi akan pasir kuarsa tersebut tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, terutama pada daerah dengan litologi batuan granit atau batuan felsik yang kaya akan mineral kuarsa. (Syafrizal dkk, 2022)
Pemanfaatan Pasir Kuarsa
Pasir kuarsa memiliki manfaat yang sangat dibutuhkan oleh dunia industri modern, diantaranya;
- Bahan baku pembuatan keramik
- Komponen pembuatan kaca
- Bahan baku filter air
- Material sand blasting
- Bahan campuran konstruksi seperti semen, beton, dan genteng metal
Hilirisasi Pasir Kuarsa
Pemanfaatan energi terbarukan untuk mereduksi penggunaan energi fosil saat ini menjadi perhatian penting di seluruh dunia. Salah satu energi terbarukan yang memiliki potensi cukup besar adalah energi surya. Dalam energi surya, radiasi matahari diubah menjadi arus listrik dengan menggunakan panel surya yang bahan bakunya terbuat dari bahan semikonduktor. Bahan semikonduktor yang biasa digunakan dan mudah diperoleh adalah silikon. Keterdapatan silikon di alam jarang ditemukan dalam bentuk bebasnya, namun dapat dijumpai dalam bentuk senyawa silika (SiO2) dalam mineral kuarsa. (Syafrizal dkk, 2022)

Potensi Energi Surya Indonesia
Indonesia memiliki potensi EBT besar, tersebar dan beragam yang dapat mendukung pencapaian target bauran energi primer dan ketahanan energi nasional. Hingga tahun 2022, potensi EBT baru dimanfaatkan sebesar 0,3% dari total potensi EBT Indonesia, sehingga peluang pengembangan EBT masih sangat terbuka utamanya pada pengembangan energi surya di Indonesia.
Dengan besarnya potensi dari energi surya indonesia, maka Hilirisasi Juga perlu didorong untuk memperkuat rantai nilai panel surya domestik sehingga Indonesia mampu menjadi pemain besar di Industri ini.

Tantangan Hilirisasi Kuarsa di Indonesia
Meskipun Indonesia memiliki banyak potensi pasir kuarsa, penggunaannya sebagai bahan baku panel surya masih terbatas. Saat ini, pasir kuarsa lebih sering digunakan untuk produksi kaca, bahan bangunan, dan semen. Jika pemanfaatan pasir kuarsa untuk panel surya dapat ditingkatkan, ini akan meningkatkan nilai ekonomisnya dan mendukung pengembangan energi terbarukan, terutama energi surya di Indonesia.
Studi Kasus Pasir Kuarsa Pulau Bangka
Spesifikasi pasir kuarsa yang dapat dijadikan bahan baku panel surya adalah memiliki kandungan silicon dioxide ≥ 99,7%, iron oxide ≤ 85 ppm, titanium oxide ≤ 140 ppm, dan alumunium oxide ≤ 500 ppm.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh Syafrizal Dkk, sampel pasir kuarsa di daerah Bangka memiliki kandungan silicon dioxide 69,817%–95,604%, iron oxide 11294,63–18014,22 ppm, titanium oxide 131,78–417,03 ppm, dan alumunium oxide 2645,3–17213,35 ppm.
Dengan demikian, pasir kuarsa di daerah Bangka belum memenuhi spesifikasi sebagai bahan baku panel surya. Pasir kuarsa di daerah Bangka kemungkinan masih berpotensi sebagai bahan baku panel surya, namun dibutuhkan proses pemurnian yang kompleks yang mungkin dengan biaya yang mahal. (Syafrizal Dkk, 2022).

Kesimpulan
Dengan demikian, pasir kuarsa di daerah Bangka belum memenuhi spesifikasi sebagai bahan baku panel surya. Pasir kuarsa di daerah Bangka kemungkinan masih berpotensi sebagai bahan baku panel surya, namun dibutuhkan proses pemurnian yang kompleks yang mungkin dengan biaya yang mahal. (Syafrizal Dkk, 2022).
Hilirisasi pasir kuarsa di Indonesia adalah langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam dan mengurangi ketergantungan pada produk impor. Dengan potensi pasar yang besar, terutama di sektor energi terbarukan dan elektronik, Indonesia memiliki peluang besar. Namun, tantangan seperti keterbatasan teknologi, infrastruktur, dan sumber daya manusia perlu segera diatasi. Pemerintah harus memberikan insentif menarik bagi investor, meningkatkan kapasitas SDM, dan memperkuat kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan industri. Upaya bersama ini dapat menjadikan hilirisasi pasir kuarsa sebagai pilar penting dalam pembangunan industri nasional yang berkelanjutan.
References:
Syafrizal, A. Y. H., Mayzzani, W., Hadiana, M. D. R., & Rasma, P. (2022). KARAKTERISASI PASIR KUARSA DI DAERAH BANGKA SEBAGAI BAHAN BAKU PANEL SURYA. Prosiding TPT XXXI PERHAPI 2022.
https://geosriwijaya.com/2022/12/pasir-kuarsa-sebagai-komoditas-ekspor-unggulan-indonesia/
https://theconversation.com/indonesia-perlu-membangun-lebih-banyak-pabrik-plts-untuk-ekspansi-energi-surya-besar-besaran-223001
https://www.tambang.co.id/pasir-kuarsa-melimpah-ri-serius-bikin-pabrik-panel-surya
https://pengabdian.lppm.itb.ac.id/information/potensi_pasir_kuarsa_indonesia_untuk_sel_panel_surya