26.2 C
Jakarta
Sunday, June 29, 2025

Ketahanan Energi, Penting Ga Sih?

Apa itu ketahanan energi?

Menurut International Energy Agency (IEA), Ketahanan energi merupakan ketersediaan sumber energi yang tidak terputus dengan harga terjangkau. Ketahanan energi suatu negara dicirikan dengan kemampuannya dalam merespon dinamika energi global dan kemandirian dalam menjamin ketersediaan energi dalam negeri. Sistem ketahanan energi harus berjalan dengan kebijakan yang mengarah seluruhnya kepada kesejahteraan rakyat dan didukung oleh kelembagaan yang solid. Suatu negara dapat dikatakan memiliki ketahanan energi apabila memiliki pasokan energi untuk 90 hari kebutuhan impor setara minyak

Sumber : Greeneration Foundation

Kenapa ketahanan energi penting?

Ketahanan energi merupakan faktor penting dalam produksi barang dan jasa. Segala bentuk gangguan yang menghambat ketersediaan pasokan energi baik dalam bentuk primer (fosil) ataupun kelistrikan dapat menurunkan produktivitas ekonomi suatu negara bahkan dapat membuat target pertumbuhan ekonomi menurun dari yang sudah ditetapkan apabila gangguan sudah sampai pada tingkat nasional.

Laporan World Energy Council (2024) menyatakan bahwa suatu negara yang berhasil mengelola ketahanan energi adalah negara yang mampu menyeimbangkan ketiga aspek Trilema Energy. Trilema Energi terdiri atas ketahanan energi, affordability, dan sustainability. Hal ini menunjukkan bahwa strategi ketahanan energi harus fokus pada aspek ekonomi, teknik, dan juga dampak lingkungan jangka panjang

Trilema Energi
Sumber : World Energy Council, 2024

Bagaimana cara mengukur tingkat ketahanan energi di Indonesia?

Tingkat ketahanan energi di Indonesia diukur oleh Indeks Ketahanan Energi (IKE). Nilai IKE menunjukkan seberapa besar dan seberapa kuat Indonesia dalam ketahanan energinya. Pengukuran ketahanan energi sendiri menggunakan aspek 4A dan metode pembobotan AHP (Analysis Hierarchy Process). Aspek 4A terdiri atas :

  1. Availability (ketersediaan)

Ketersediaan sumber energi nasional maupun luar negeri

  • Accessibility (kemudahan)

Kemampuan/kemudahan mengakses sumber energi yang tersedia dan infrastruktur jaringan energi di tengah adanya tantangan geografis dan geopolitik

  • Affordability (jangkauan)

Keterjangkauan biaya investasi energi mulai dari hulu (eksplorasi dan produksi) hingga ke hilir (distribusi dan keterjangkauan masyarakat terhadap harga jual energi)

  • Acceptability (penerimaan)

Penggunaan energi ramah lingkungan pada area darat, laut, dan udara, termasuk penerimaan masyarakat

Dari skala penilaian tersebut, hasil penilaian terdiri atas beberapa rentang meliputi :

  1. Nilai 8 – 10, kondisi sangat tahan
  2. Nilai 6 – 7,99, kondisi tahan
  3. Nilai 4 – 5,99 kondisi kurang tahan.
  4. Nilai 2-3,99, kondisi rentan tahan 
  5. Nilai 0-1,99, kondisi sangat rentan.
Sumber : Kompas
Lalu, ketahanan energi Indonesia sekarang seperti apa?
Dewan Energi Nasional memaparkan data Indeks Ketahanan Energi Indonesia mulai dari tahun 2017 hingga tahun 2022 dengan penilaian terakhir yang dilakukan pada tahun 2023. Rentang tahun tersebut menunjukkan bahwa Indonesia memiliki Indeks yang cenderung meningkat setiap tahunnya namun tetap berada dalam kategori “tahan”.
Sumber : Dewan Energi Nasional (DEN)
Sumber : Dewan Energi Nasional (DEN)

Per tahun 2023, Dewan Energi Nasional (DEN) mencatat Indeks Ketahanan Energi nasional berada pada skor 6,64 sehingga termasuk dalam kategori tahan (rentang skor 6 hingga 7,99). Pencapaian ini didukung oleh aspek affordability yang masih didukung pemerintah oleh pemberian harga subsidi batubara untuk PLN ( Persero), LPG, serta bensin. Selain itu, tingkat bauran EBT pada tahun 2023 mencapai angka 13,09% dari target 23%. Sekjen DEN sebelumnya, Djoko Siswanto, menyebutkan bahwa apabila sumber energi sudah tidak impor, seluruh infrastruktur penunjang terbangun, harga energi sudah tidak disubsidi, bauran EBT dicapai sesuai target, maka Indonesia mampu mencapai Indeks Ketahanan Energi di angka 10. 

Untuk meningkatan ketahanan energi Indonesia, DEN merekomendasikan beberapa cara meliputi : 

  1. Meningkatkan pemanfaatan EBT dalam bauran energi
  2. Mempercepat pemanfaatan kendaraan listrik secara luas
  3. Melakukan substitusi LPG untuk mengurangi ketergantungan impor
  4. Mengurangi subsidi BBM untuk masyarakat
  5. Meningkatkan kapasitas kilang minyak dan produksi minyak bumi

References:

https://fiskal.kemenkeu.go.id/kajian/2014/06/26/083338456782406-ketahanan-energi-konsep-kebijakan-dan-tantangan-bagi-indonesia#:~:text=International%20Energy%20Agency%20(IEA)%20mendefinisikan,terputus%20dengan%20harga%20yang%20terjangkau
https://sdgs.bappenas.go.id/bappenas-dan-pertamina-perkuat-ketahanan-energi-melalui-kolaborasi-strategis/
https://m.antaranews.com/infografik/3926463/indeks-ketahanan-energi-indonesia-naik
https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/indeks-ketahanan-energi-indonesia-masuk-kategori-tahan
https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/ebt-topang-ketahanan-energi-nasional-dan-tekan-laju-emisi#:~:text=Pengukuran%20ketahanan%20energi%20sendiri%20menggunakan,Tenaga%20Surya%20(PLTS)%20Atap.&text=Bagikan%20Ini!

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Latest Articles