25.4 C
Jakarta
Monday, June 30, 2025

Yuk Kenali Jenis-jenis Longsoran pada Lereng Tambang !

Longsoran merupakan fenomena geologi yang terjadi ketika material tanah, batu, atau debris bergerak menuruni lereng akibat gaya gravitasi. Dalam konteks lereng tambang, longsoran dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan terhadap infrastruktur dan keselamatan kerja. Menurut Hoek dan Bray (1981), terdapat beberapa jenis longsoran yang sering terjadi pada lereng tambang, yang masing-masing memiliki karakteristik dan penyebab yang berbeda. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis longsoran tersebut:

1. Longsoran Bidang (Plane Failure):

    Jenis longsoran ini terjadi ketika material bergerak sepanjang bidang gelincir yang hampir horizontal. Longsoran ini biasanya terjadi pada lereng dengan kemiringan yang lebih besar dari sudut geser dalam material. Faktor penyebabnya termasuk kondisi geologi yang memungkinkan terbentuknya bidang gelincir, seperti rekahan atau patahan. Mitigasi dapat dilakukan dengan memperkuat struktur lereng dan mengatur drainase untuk mengurangi tekanan air di dalam tanah.

    2. Longsoran Baji (Wedge Failure):

      Longsoran ini terjadi ketika dua atau lebih bidang lemah berpotongan, membentuk baji yang kemudian bergerak ke bawah. Biasanya, longsoran baji terjadi pada lereng yang lebih curam dan dapat dipicu oleh aktivitas penggalian atau curah hujan tinggi. Untuk mitigasi, penting untuk menganalisis orientasi bidang lemah dan memperkuat area tersebut dengan teknik rekayasa sipil.

      3. Longsoran Guling (Toppling Failure):

        Longsoran guling umumnya terjadi pada lereng curam dengan batuan keras, di mana blok-blok batuan terangkat dan kemudian jatuh ke bawah. Penyebabnya bisa berupa tekanan lateral dari material di atas atau perubahan dalam kondisi geologi. Langkah mitigasi termasuk penanaman vegetasi untuk memperkuat tanah dan penggunaan dinding penahan untuk mencegah pergerakan material.

        Longsoran Busur (Circular Failure):  
        Jenis longsoran ini ditandai dengan pergerakan material dalam bentuk busur, biasanya terjadi pada material tanah yang lebih lepas. Longsoran busur sering kali dipicu oleh saturasi air dalam tanah akibat curah hujan yang tinggi atau penggalian yang tidak tepat. Mitigasi dapat dilakukan dengan meningkatkan drainase dan menerapkan teknik stabilisasi tanah

        Penyebab umum terjadinya longsoran pada lereng tambang meliputi faktor internal seperti struktur geologi dan kondisi batuan, serta faktor eksternal seperti curah hujan tinggi dan aktivitas manusia. Aktivitas seperti peledakan dan penggalian dapat merusak stabilitas lereng, sehingga penting untuk melakukan analisis geoteknik secara rutin.

        Langkah-langkah mitigasi yang efektif mencakup pemantauan kondisi geologi secara berkala, penerapan teknik rekayasa untuk memperkuat lereng, serta pendidikan kepada pekerja tambang tentang tanda-tanda awal terjadinya longsoran. Dengan pendekatan ini, risiko longsoran dapat diminimalkan, melindungi keselamatan pekerja dan infrastruktur tambang.

        Pemahaman tentang jenis-jenis longsoran serta penyebabnya adalah kunci untuk mengembangkan strategi mitigasi yang efektif di area tambang. Dengan penerapan langkah-langkah mitigasi yang tepat dan keterlibatan masyarakat, risiko longsoran dapat diminimalkan sehingga keselamatan kerja dan keberlanjutan lingkungan tetap terjaga.

        Referensi:

        https://tambangunp.blogspot.com/2013/11/jenis-jenis-longsoran-pada-lereng.html
        Sepriadi, & Prastowo, A. M. (2024). Analisis kestabilan lereng dengan metode kesetimbangan batas pada lereng high wall pit 1 utara tambang Banko Barat menggunakan software Geostudio Slope/W 2018 di PT Bukit Asam, Tbk. Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Bulletin of Geology, 6(2), 968-977. Retrieved from https://buletingeologi.com/index.php/buletin-geologi/article/view/218
        Zefanya Gian Aginta Kembaren, A., & Ronoatmojo, I. S. (2023). Identifikasi jenis longsoran pada tambang terbuka daerah Beringin Makmur II, Kecamatan Rawas Ilir, Sumatera Selatan. Jurnal Teknik Geologi, 6(1), 1-10. Retrieved from https://e-journal.trisakti.ac.id/index.php/jogee/article/view/15968
        https://jurnal.ugm.ac.id/jag/article/view/97467

        Related Articles

        LEAVE A REPLY

        Please enter your comment!
        Please enter your name here

        - Advertisement -spot_img

        Latest Articles