Insiden terjadi pada 31 Juli 2025 sekitar pukul 17:30 waktu setempat, ketika gempa bermagnitudo 4,2–4,3 mengguncang area operasi Andesita di kompleks Tambang El Teniente, Rancagua, Chile. Runtuhan terowongan mengakibatkan lima orang awalnya dinyatakan terjebak dan satu korban tewas langsung di tempat.
Dalam proses evakuasi, jenazah korban kedua berhasil ditemukan, menjadikan total korban jiwa menjadi dua orang. Sementara itu, empat penambang lainnya belum berhasil dijangkau, meskipun tim penyelamat sudah membuka lebih dari 20 meter dari total 90 meter terowongan yang tertutup reruntuhan.

Operasi penyelamatan melibatkan lebih dari 100 personel, termasuk pakar yang sebelumnya pernah menangani insiden tambang besar seperti San José 2010. Alat berat dan teknologi pemantauan bawah tanah digunakan secara intensif, namun kondisi struktur yang labil dan ruang sempit menjadi tantangan utama.
El Teniente sendiri merupakan tambang tembaga bawah tanah terbesar di dunia, beroperasi sejak awal abad ke-20, dan kini dikelola oleh Codelco, perusahaan tambang milik negara Chile. Tambang ini menyumbang bagian besar dari produksi tembaga nasional dan dunia, menjadikannya objek vital nasional Chile.
Sebagai dampak insiden ini, Codelco menghentikan sementara operasi di unit terdampak dan menunda rilis laporan keuangan semester pertama, seraya berkomitmen penuh terhadap keselamatan pekerja dan upaya penyelamatan.
Sumber : Al Jazeera, Kompas, Bloomberg, CNBC Indonesia dan Reuters

