25.6 C
Jakarta
Sunday, June 29, 2025

Kenapa Geothermal Menjadi Pilihan Energi Bersih di Indonesia? Apa Hambatan Perkembangannya di Indonesia?

Energi panas bumi/geothermal merupakan salah satu jenis Energi Baru Terbarukan di Indonesia yang dapat dimanfaatkan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung, panas bumi dapat dimanfaatkan dalam pemanasan kolam renang, pembuatan gula aren, budidaya jamur, pengeringan hasil pertaninan, green house heating, dll. Secara tidak langsung, dapat dimanfaatkan sebagai sumber kelistrikan yang dapat memutar turbin. 

Indonesia memiliki potensi geothermal terbesar kedua di dunia, mencapai 24 GW, dan kapasitas terpasangnya baru mencapai sekitar 9% saja. Sebagai energi bersih, pemaksimalan penggunaan geothermal di Indonesia diharapkan dapat mendukung segala cita-cita energi bersih Indonesia, salah satunya NZE di tahun 2060. Terdapat beberapa PLTP yang sudah beroperasi di Indonesia seperti PLTP Sibayak, PLTP Sarulla,  PLTP Ulubelu, PLTP Salak, PLTP Wayang Windu, PLTP Patuha, PLTP Kamojang, PLTP Darajat, PLTP Dieng, PLTP Karaha, PLTP Matalako, PLTP Ulumbu, dan PLTP Lahendong.

Sebaran PLTP di Indonesia per tahun 2018
Sumber : Kementerian ESDM via pontas.id

Geothermal sebagai sumber energi pembangkit listrik

Dari semua manfaat penggunaan panas bumi, pembangkit listrik adalah manfaat yang paling dominan di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat membutuhkan peningkatan permintaan energi serta adanya tambahan fokus transisi energi oleh pemerintah. Geothermal dengan segala potensi dan manfaatnya dapat menjadi penopang dalam menambah kapasitas dan memenuhi target energi bersih di Indonesia. Dirjen EBTKE memaparkan bahwa rasio elektrifikasi di Indonesia sudah mencapai 99.6% per tahun 2023. Selain itu, terdapat target penyediaan energi listrik hanya dari pembangkit berbasis EBT sebesar 708 GW pada tahun 2060.’

Geothermal sebagai sumber energi pembangkit listrik

Dari semua manfaat penggunaan panas bumi, pembangkit listrik adalah manfaat yang paling dominan di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat membutuhkan peningkatan permintaan energi serta adanya tambahan fokus transisi energi oleh pemerintah. Geothermal dengan segala potensi dan manfaatnya dapat menjadi penopang dalam menambah kapasitas dan memenuhi target energi bersih di Indonesia. Dirjen EBTKE memaparkan bahwa rasio elektrifikasi di Indonesia sudah mencapai 99.6% per tahun 2023. Selain itu, terdapat target penyediaan energi listrik hanya dari pembangkit berbasis EBT sebesar 708 GW pada tahun 2060.

Persentase Bauran Sumber Energi Listrik di Indonesia (2021)
Sumber : Databoks (2023)

Situs energyforgrowth juga memaparkan data bauran sumber energi listrik di Indonesia dengan bauran geothermal sebesar 3.9% pada tahun 2020.

Bauran tenaga listrik di Indonesia pada tahun 2020 dan perkiraan di tahun 2030
Sumber : energyforgrowth.org

Kedua data di atas menunjukkan bahwa persentase bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi, gas bumi) sebagai pembangkit listrik masih sangat dominan di Indonesia. Tenaga air dan geothermal merupakan dua sumber penyumbang besar dalam bauran kelistrikan rendah karbon dengan potensi nya yang besar.

Kenapa harus Geothermal?

Dari berbagai bentuk Energi Terbarukan di Indonesia, Geothermal merupakan jenis EBT yang reliable dengan potensi dan pemanfaatannya dapat dikategorikan sebagai game changer energi untuk sektor kelistrikan di Indonesia. Berikut adalah beberapa manfaat geothermal sebagai game changer energi di sektor kelistrikan : 

  • Memperluas akses listrik universal

Pertumbuhan penduduk yang pesat dan kondisi geografis Indonesia merupakan tantangan yang besar dalam pemenuhan kebutuhan sektor kelistrikan

  • Mengurangi emisi karbon

Indonesia merupakan salah satu penghasil emisi terbesar di dunia. Emisi ini tidak hanya berasal dari penggunaan energi konvensional saja, tetapi juga deforestasi dan kebakaran hutan. Pemerintah menargetkan 25% sumber kelistrikan di Indonesia berasal dari EBT pada tahun 2030, sebagian besar berasal dari air.

  • Meningkatkan ketahanan ekonomi

Tidak hanya sebagai game changer, energi ini juga dapat sebagai penyokong pemenuhan energi di Indonesia sehingga dapat mengurangi angka ketergantungan kepada impor juga menurunkan risiko fluktuasi harga bahan bakar di Indonesia akibat supply and demand.

  • Meningkatkan sumber daya yang reliable

Sumber energi panas bumi yang stabil dapat dikatakan ideal dalam menggantikan batubara tanpa perlu adanya investasi pada layanan tambahan seperti yang dibutuhkan oleh jenis EBT lainnya.

Kaya akan potensi, mengapa bauran geothermal masih rendah? Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API), Prijandaru Effendi, menargetkan total penambahan pertumbuhan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia sebesar 3,355 MW pada tahun 2030 (per tahun 2023) dengan total kapasitas terpasang PLTP di Indonesia sekarang yaitu sekitar 2378 MW, sehingga Indonesia membutuhkan target penambahan kapasitas sekitar 450 MW per tahun. Namun, realitanya pertumbuhan kapasitas rata-rata di Indonesia hanya sekitar 40 MW dan dikategorikan masih lambat. Semua ini masih jauh dibandingkan dengan potensi geothermal di Indonesia dengan total 23.965,5 MW (Pertamina, 2023). Terdapat beberapa hambatan ataupun tantangan dalam ekspansi sumber daya energi bersih ini
  1. Hambatan pasar dan regulasi
    Energi panas bumi di Indonesia masih jauh lebih mahal dibandingkan dengan batubara (dalam konteks pembangunan pembangkit listrik), salah satu sumber energi yang juga berlimpah di Indonesia. Batubara menyumbang sekitar 60% kelistrikan di Indonesia dengan subsidi yang terus diberikan pemerintah hingga sekarang, namun permasalahan utama energi tersebut adalah emisinya yang sangat tinggi. Hal ini menyebabkan produsen panas bumi kesulitan dalam bersaing harga, apalagi dengan belum adanya peraturan yang mewajibkan penggunaan energi terbarukan
  2. Risiko bisnis
    Pengembangan energi panas bumi di Indonesia membutuhkan biaya awal yang sangat mahal dan berisiko tinggi. Biaya yang dikeluarkan untuk survei dan pengeboran belum tentu dapat menemukan sumber yang layak. Hal ini menjadi kesulitan bagi suatu perusahaan ketika ingin mendapatkan pinjaman dari bank swasta untuk mengembangkan proyek panas bumi nya.
    Pemerintah Indonesia dapat membantu mengurangi risiko dengan memberikan insentif bagi para pelaku usaha untuk biaya eksplorasi melalui Bank Dunia, dlll sehingga menciptakan pasar yang baik untuk iklim investasi di sektor panas bumi Indonesia
  3. Insentif yang tidak efektif
    Kementerian ESDM memberikan beberapa insentif fiskal dan non-fiskal untuk perusahaan-perusahaan yang tertarik untuk membangun proyek PLTP mencakup pembiayaan tahap eksplorasi hingga produksi Wilayang Kerja. Namu, Direktur IESR berpednapat bahwa insentif tersebut tidak efektif untuk mengurangi risiko yang dikatergorikan tinggi dalam menarik investor. Hal ini diperkuat dengan target awal Indonesia untuk mencapai kapasitas terpasang 7000 MW pada 2025, namun diundur hingga 2030, juga per tahun 2023, kapasitas terpasang di Indonesia baru mencapai sekitar 9% dari total potensial yang ada
  4. Insentif yang tidak efektif
    Kementerian ESDM memberikan beberapa insentif fiskal dan non-fiskal untuk perusahaan-perusahaan yang tertarik untuk membangun proyek PLTP mencakup pembiayaan tahap eksplorasi hingga produksi Wilayang Kerja. Namu, Direktur IESR berpednapat bahwa insentif tersebut tidak efektif untuk mengurangi risiko yang dikatergorikan tinggi dalam menarik investor. Hal ini diperkuat dengan target awal Indonesia untuk mencapai kapasitas terpasang 7000 MW pada 2025, namun diundur hingga 2030, juga per tahun 2023, kapasitas terpasang di Indonesia baru mencapai sekitar 9% dari total potensial yang ada.
  5. Masalah lingkungan
    Industri panas bumi membutuhkan lokasi khusus dan spesifik dalam pembangunannya seperti hutan, gunung, dll. Pembangunan fasilitas produksi ini juga membutuhkan infrastruktur seperti jalan, sehingga berpotensi menimbulkan konsekuensi lingkungan dan sosial seperti menghilangkan tempat tinggal satwa liar dan menyinggung nilai-nilai budaya dan agama. Hal-hal ini penting dalam mempertimbangkan nilai kelayakan proyek.

Kenapa geothermal ini menjadi penting?

Tujuan utama digalakkannya penggunaan EBT di Indonesia adalah urgensi terhadap perubahan iklim di dunia. Peningkatan populasi di Indonesia mempengaruhi peningkatan permintaan energi. Apabila bergantung kepada bahan bakar fosil, akan berpengaruh terhadap perubahan iklim yang berujung kepada seluruh sektor perekonomian Indonesia. Bukan hal sepele, perubahan iklim dapat menyerang sumber kebutuhan primer di Indonesia seperti ketahanan pangan, juga dapat menyerang mereka masyarakat miskin yang juga belum terpenuhi kebutuhan energi nya.

Dalam mengatasi masalah-masalah tersebut, salah satu solusi dari pemerintah adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun, pertumbuhan ekonomi membutuhkan peningkatan permintaan energi juga, dan apabila hanya bergantung pada bahan bakar fosil dan sumber kelistrikan tinggi emisi (seperti batubara) akan memperburuk iklim di Indonesia. Oleh karena itu, diharapkan peran energi panas bumi sebagai game changer dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang solutif dengan tingkat rendah karbonnya.

References:

https://www.pertamina.com/id/news-room/news-release/potensi-geothermal-terbesar-kedua-di-dunia-pertamina-siap-gandeng-mitra-global-dalam-aipf
https://indonesiabusinesspost.com/risks-opportunities/challenges-persist-in-accelerating-indonesias-geothermal-energy-growth/
https://www.aseanbriefing.com/news/an-overview-of-indonesias-geothermal-energy-sector/
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/11/21/sumber-listrik-dari-energi-terbarukan-masih-minim-di-indonesia#
https://ebtke.esdm.go.id/post/2023/01/20/3405/dirjen.ebtke.paparkan.pemenuhan.kebutuhan.listrik.indonesia.melalui.pemanfaatan.ebt

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Latest Articles