Sifat dan Kegunaan Kromit
Kromit: Mineral berwarna hitam dengan kekerasan sedang, sering digunakan dalam industri logam untuk menghasilkan baja tahan karat. Sifat tahan panas, korosi, dan abrasi dari kromium membuatnya sangat bernilai dalam berbagai aplikasi, mulai dari pelapis logam hingga bahan tahan api.
Kromit adalah mineral penting dalam industri logam, terutama untuk produksi baja tahan karat. Sifat-sifat khasnya membuatnya sangat berguna dalam berbagai produk yang membutuhkan daya tahan tinggi terhadap panas, korosi, dan gesekan.
Genesa Kromit
Kromit adalah mineral oksida dengan bentuk oktahedral yang terbentuk melalui proses kristalisasi magma. Mineral ini merupakan oksida dari besi dan kromium dengan rumus kimia (FeCr₂O₄). Bijih kromit terbentuk pada tahap awal diferensiasi magma, bersamaan dengan pembentukan mineral olivin, piroksen, dan Ca-plagioklas. Kromit umumnya ditemukan dalam batuan beku ultrabasa seperti peridotit, serta pada serpentin dan batuan metamorf lainnya yang berasal dari batuan beku ultrabasa.
Pembentukan kromit terjadi pada suhu sangat tinggi di bagian bawah tubuh magma, di mana proses kristalisasi berlangsung. Sebagai endapan primer, bijih kromit dapat berbentuk stratiform dan podiform. Sedangkan sebagai endapan sekunder, kromit ditemukan dalam endapan aluvial sungai, pantai, dan tanah residu.
Kromit Primer
Deposit kromit stratiform merupakan lapisan pengkayaan krom yang bervariasi ketebalannya, mulai dari beberapa sentimeter hingga desimeter. Lapisan ini tersusun secara teratur, bergantian dengan lapisan tipis olivin atau piroksen. Batas antara kromit dan lapisan di bawahnya sangat tajam, namun lapisan kromit di bagian atas berubah menjadi bintik-bintik kromit akibat peningkatan kandungan silikat. Contohnya dapat ditemukan di Bushveld barat, di mana lapisan kromit mencapai ketebalan 1,10 hingga 1,30 meter dan dapat ditelusuri hingga beberapa kilometer tanpa perubahan komposisi atau ketebalan.

Deposit kromit podiform berbentuk kantong atau tabung dan biasanya berhubungan dengan arah aliran pembentukan stratifikasi magmatik. Struktur deposit ini bervariasi, dengan bijih kromit masif di bagian bawah yang dapat mengandung 75% hingga 85% kromit.
Kromit di gambar ini punya tekstur podiform, karena bentuknya yg seperti pod (kacang polong).

Kromit Sekunder
Endapan kromit sekunder terbentuk dari endapan aluvial pantai, endapan sungai, dan tanah residu. Endapan ini dihasilkan dari proses pelapukan dan erosi deposit kromit primer, yang kemudian tertransportasi dan diendapkan di area lembah sungai serta pantai.


Potensi Sumber Daya Kromit di Indonesia
Batuan ultramafik-mafik adalah batuan induk dari mineral kromit dan tersebar luas, terutama di bagian timur Indonesia. Di bagian barat Indonesia, batuan ini ditemukan secara tidak merata di sepanjang Bukit Barisan. Indikasi adanya mineralisasi kromit di Indonesia telah diketahui sejak lama, namun wilayah dengan potensi kromit masih terbatas.
Beberapa di antaranya meliputi G. Patrabulu, G. Bobaris, G. Meratus, P. Laut, dan P. Sebuku di Kalimantan Selatan; daerah Barru dan Malili di Sulawesi Selatan; P. Pakal, P. Gebe, dan P. Halmahera di Maluku Utara; serta Pegunungan Siklop dan Pegunungan Moropeni di Papua.
Potenssi kromit di Indonesia dijumpai dalam dua tipe, yaitu kromit primer dan kromit plaser (sekunder). Dengan total sumber daya bijih primer 17.679.700 ton dan sumber daya kromit plaser 4.795.844 m3 (Neraca sumber daya dan cadangan mineral, batubara dan panas bumi Indonesia, status Tahun, 2021)
References:
https://buletinsdg.geologi.esdm.go.id/index.php/bsdg/issue/view/BSDG%20Vol%205%20No%202/pdf_25
https://pepbandung.ac.id/uploads/PUBLIKASI/Getme_vol_II_no_2.pdf
https://suarageologi.blogspot.com/2011/11/endapan-mineral-early-magmatic-kromit.html
https://twitter.com/andyyahya/status/1300339039552167936/photo/1