Feasibility Study (FS) dalam pertambangan merupakan analisis mendalam yang bertujuan untuk menentukan kelayakan suatu rencana usaha pertambangan. FS mencakup berbagai aspek, termasuk ekonomi, teknis, dan lingkungan, yang semuanya harus dipertimbangkan untuk memastikan bahwa proyek dapat dilaksanakan dengan aman dan menguntungkan. Dalam konteks Indonesia, FS menjadi dokumen penting dalam pengurusan Izin Usaha Pertambangan (IUP), sebagai syarat untuk mendapatkan izin dari pemerintah.
Struktur dan Komponen FS
Dokumen FS terdiri dari dua bagian utama: dokumen tekno ekonomi dan dokumen lingkungan. Dokumen tekno ekonomi memberikan gambaran menyeluruh mengenai rencana pertambangan dari segi teknis dan ekonomis, termasuk analisis biaya dan proyeksi pendapatan. Sementara itu, dokumen lingkungan berfokus pada dampak yang mungkin ditimbulkan oleh kegiatan pertambangan, seperti yang diatur dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Sistematika laporan studi kelayakan mengacu pada pedoman penyusunan laporan studi kelayakan tambang sebagaimana tercantum pada KEPMEN ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018.

Parameter Ekonomi dalam FS
Dalam menyusun FS, beberapa parameter ekonomi penting harus dianalisis, termasuk Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan payback period. Proyek dianggap layak jika NPV lebih dari nol, IRR lebih tinggi dari tingkat pengembalian investasi bebas risiko, dan payback period lebih pendek dari umur tambang.
Namun, nilai-nilai ini dapat dipengaruhi oleh asumsi-asumsi yang digunakan dalam perhitungan, sehingga penting untuk mempertimbangkan variabel-variabel yang dapat berubah seiring waktu.
Aspek Teknikal dan Lingkungan
Kajian teknikal dalam FS mencakup analisis geologi, infrastruktur yang tersedia, serta metode penambangan yang akan digunakan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa proyek dapat dilaksanakan dengan efisien dan aman. Di sisi lain, aspek lingkungan tidak kalah pentingnya; FS harus mencakup strategi mitigasi untuk mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem dan masyarakat sekitar.
Risiko dan Ketidakpastian
Industri pertambangan dikenal memiliki risiko tinggi yang terkait dengan ketidakpastian harga komoditas, perubahan regulasi, serta tantangan teknis dalam eksplorasi dan produksi. Oleh karena itu, pendekatan probabilistik dalam penentuan kelayakan proyek sering disarankan untuk memberikan gambaran yang lebih realistis mengenai potensi keberhasilan proyek
Dengan menggunakan model simulasi atau teknik prediksi, perusahaan dapat mengevaluasi berbagai skenario risiko yang mungkin terjadi.
Pentingnya Keterlibatan Stakeholder
Studi kelayakan juga harus melibatkan stakeholder terkait, termasuk masyarakat lokal dan pemerintah. Keterlibatan ini penting untuk memahami dampak sosial dari proyek serta mendapatkan dukungan dari komunitas sekitar. Program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sering kali menjadi bagian integral dari rencana mitigasi dampak sosial.
Proses Penyusunan FS
Penyusunan FS memerlukan waktu dan sumber daya yang signifikan. Proses ini dimulai dengan eksplorasi awal untuk mengumpulkan data geologi dan ekonomi yang diperlukan. Setelah itu, analisis dilakukan untuk menyusun rencana kegiatan pertambangan yang sistematis hingga tahap penutupan tambang. Setiap perubahan dalam rencana atau kondisi lapangan harus diperbarui dalam dokumen FS agar tetap relevan.
Secara keseluruhan, feasibility study adalah alat penting dalam industri pertambangan yang membantu perusahaan menilai kelayakan proyek sebelum investasi besar dilakukan. Dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi, dan lingkungan secara menyeluruh, FS tidak hanya berfungsi sebagai syarat hukum tetapi juga sebagai panduan strategis untuk keberhasilan jangka panjang proyek pertambangan
References:
https://bimashabartum.co.id/apa-itu-feasibility-study/
https://smbindonesia.co.id/?p=18775
https://www.inspektur.id/kaidah-teknik/teknis-pertambangan/2-studi-kelayakan
https://grapadikonsultan.co.id/contoh-feasibility-study-pertambangan/
https://www.sucofindo.co.id/artikel-1/studi-kelayakan-tambang-proses-dan-manfaatnya/